Tuesday, August 10, 2010

Upload Scribd

(7 Agustus 2010)

Aku mulai malas
Padahal banyak yang peelu kuupload
Aku dulu ingat semangatku
Aku ingin upload tiap hari
Jika bisa 100 dokumen kuupload
Tetapi sekarang nyatanya
Tak lagi ada waktu mengurusnya

Aku ingat dahulu
Ketika semangatku baru berkobar
Aku ingin upload semuanya
Aku tak sabar dalam upload
Bahkan tak ada dokumen
Aku mencarinya hingga bertumpuk adanya

Tapi sekarang semua telah sirna
Keinginanku sudah pudar
Malas untuk aku bisa perbaharui lagi

Aku jadi ingat satu hal
Mungkin inilah sulitnya setia
Tanpa ada komitmen sulit sekali
Bahkan ada komitmen pun tetap sulit
Apalagi jika kerja biasa begini saja

Hampir setiap hal selalu demikian
Jika mengerjakan hal yang terus menerus
Rasa bosan itu pasti akan ada
Komitmen yang akan tetap jalan
Walau motivasi bisa saja berubah dalamnya

Pembaharuan komitmen
Pertumbuhan kembali
Itulah kuncinya untuk bertahan
Tak ada sesuatu yang abadi di dunia
Semua akan sirna
Tinggal kita mau tumbuhkan lagi atau tidak

Doa Pagi

(7 Agustus 2010 10:00)

Pagi hari kudatang untuk doa
Tapi semuanya tutup
Kucari kemanapun
Semuanya tak ada
Padahal di pengumuman ditulis ada
Hingga akhirnya kejelasan datang
Setelah peluh merekah di tubuh
Tak ada doa pagi itu
Nanti malam ada ibadah raya

Apakah semua ini membuat kecewa?
Tidak juga bagiku
Lalu mengapa tak kecewa?
Bukankah kecewa lebih bagus?
Artinya kita tak dapat Firman?

Mungkin inilah juga perenunganku
Setelah malam ini dapat Firman tentang tujuan gereja
Apa yang sebenarnya kucari saat datang doa
Lebih tepatnya bukan karena ini itu
Tapi karena tak tahu ngapain

Antara terpanggil atau tidak
Tak tahu mengapa ingin ke gereja saja
Mungkin ingin mengisi waktu luang
Tetapi sebenarnya ada acara di kampus
Mungkin pikiran tersembunyi lainnya
Tetapi koq rasanya tak ada

Mungkin inilah masalahnya bagiku
Tak ada tujuan
Kurasa hampir semua manusia seperti ini
Tidak benar tahu apa yang dikerjakannya
Hanya karena insting
Kita sudah kehilangan tujuan

Mungkin inilah alasannya aku disuruh pergi
Dan mendapatkan bahwa tak ada kegiatan
Untuk sadarkan diriku bahwa apa sebenarnya
Agar aku bisa refleksi semua ini
Dan mulai dengan awal yang baru besok

Bapa, beri aku motivasi yang benar
Biar aku datang hanya karena rindu Engkau
Biar aku lakukan semuanya dengan tulus
Hanya untuk Engkau saja

Rendah Hati

(I Petrus 5 : 1-7)

Ya Bapa ini aku anakMu
Ku datang di hadapanMu
Hari ini aku diingatkan satu lagi
Tentang kerendahan hati

Bapa, sulit sekali lakukan di zaman ini
Sekelilingku banyak orang munafik
Banyak orang yang cari popularitas
Saling pengaruhi untuk kekuasaan
Bahkan mungkin dalam gereja
Aku takut akan terpengaruh
Atau mungkin sudah terpengaruh

Aku begitu takut penyembahan kulakukan
Semata agar dilihat orang saja
Aku begitu takut pelayanan kulakukan
Agar orang tahu talentaku
Aku takut semua yang kulakukan
Ada sesuatu yang lain mendasarinya

Bapa, inilah sekelilingku
Mungkin aku sudah terbawa arus
Sering aku tak bisa terima pendapat
Hatiku sangat keras menerima
Mungkin aku sudah merasa lebih baik
Jauhkan ini daripadaku, Bapa
Biar Engkau beri aku kelembutan

Bapa, ingin aku melayaniMu
Ingin aku belajar teologi lebih dalam
Tapi jangan sampai ini membuatku pongah
Aku takut ini hanya sebagai terlihat keren
Tapi biar ini membuatku lebih dekat padaMu
Aku tidak minta dapat gelar teologi
Kalau semua itu malah menjauhkanku
Aku hanya ingin melayaniMu di masa depanku
Aku ingin bawa orang lebih dekat padaMu
Dengan kasihku, dengan intelektual, dengan milikku

Bapa, berika kerendahan hati itu
Ajar aku menjadi rendah hati
Biar aku datang untuk cari Engkau saja
Tundukkan aku, pakai aku

Monday, August 9, 2010

Dokter Gigi

(6 Agustus 2010 17:00)

Telah lama aku tak kontrol gigi
Saat ke sana tentu aku dimarahi
Aku sudah tak ke sana lama sekali
Banyak yang lepas juga kawatku
Dan butuh waktu lama untuk membenarkan

Aku jengkel juga
Sudah bilang akan datang
Tapi sampai di sana diperiksa bentar
Lalu suruh tunggu kalau mau setelah ini
Ada pasien lain yang antri
Padahal aku datang dahulu
Dan ada tiga pasien yang antri, bercanda!
Aku marah dan kutinggal langsung saja
Sudah kata-kata pedas
Perlakuan seperti itu
Lebih baik segera akhiri saja kawatku

Ya aku tahu ini salahku
Tapi kemaren aku tak bisa kendalikan
Mungkin karena egoku yang tinggi
Aku tak terima disalahkan dengan nada tinggi
Perlakuan pun tak selayaknya seperti itu

Aku berpikir tentang diriku juga
Apakah Tuhan sama seperti dokter ini?
Kurasa tidak juga
Dia menungguku untuk datang
Bahkan Dia memanggilku terus
Hanya aku yang biasa tak dengar
Dia tak diburu waktu dengan orang lain
Dia selalu ada untukku

Aku sadar satu hal ini
Seharusnya Dia layak marah dengan perlakuanku
Tapi Dia tidak demikian
Tuhanku tak pernah berubah
Dia selalu adalah kasih dalamku
Terima kasih Bapa untuk kasihMu

Awal Puasa

(7 Agustus 2010 06:01)

Bapa, aku benar tidak siap
Saat ini saja aku sudah tak mampu
Ketika doa baru saja selesai untuk membuka
Aku sudah kehausan
Ada roti yang menempel di kerongkongan
Padahal aku pantang makan dan minum

Kulihat jam di komputerku
Jam 6 lebih 1 menit
Satu menit aku bergumul
Akhirnya aku kalah juga
Akhirnya kuputuskan untuk minum
Daripada kesereten dan gagal total nanti

Bapa, tolong aku
Persiapkan diriku dengan benar
Mungkin hari ini aku gagal
Tapi biar besok aku tak mempermainkan puasa ini

Tolong aku, Bapa
Akan ada banyak godaan
Hari ini biarlah awal salah
Tapi aku mau mulai lagi
Berikan keseriusan dalam diriku
Aku tahu mungkin ini adalah gangguan
Biarkan aku melewatinya
Biarkan aku bisa menang lain kali

Tolong aku, Bapa
Sepanjang hari ini biar Kau sertai
Jangan biarkan kesalahan saat ini menggangguku
Biar aku bisa terus maju hari ini
Engkau tahu bagaimana motivasiku
Benarkan jika ada yang salah
Aku ingin dekat dengan Engkau

Beri aku kekuatan, Bapa
Biar hariku Engkau yang membimbing
Kubuku puasa ini bersamaMu

Inikah Ujian?

(Keluaran 8 : 16-19 ; Galatia 5 : 25 ; Yakobus 4 : 6-8)

Bapa, apakah kelemahan ini pencobaan?
Apakah aku bisa keluar dari kelemahan ini?
Sudah begitu lama aku meminta
Tetapi aku belum bisa lepaskan
Padahal kumengerti ini adalah dosa

Aku sering dengar banyak hal
Tentang rencanaMu indah pada waktuMu
Bahwa tenunanMu indah jika lihat ke belakang
Tapi aku masih tak dapat melihatnya
Ingin kupercaya hal itu juga

Tapi masalahnya ini adalah dosa
Aku masih tak dapat lepas dari jerat ini
Akankah aku mampu melepaskannya?
Aku selalu menyesal
Tapi penyesalan itu ada di belakang
Aku seperti tak mampu membendungnya
Aku takut jika satu kali nanti
Aku tak lagi rasa menyesal

Bapa, aku tak mengerti
Begitu sulitnya aku bisa keluar dari sini
Untuk itu Bapa, tolong aku
Berbagai cara telah kutempuh
Tapi tak ada yang berhasil

Aku telah menyuruhMu masuk dalam diriku
Bekerjalah Bapa
Jika perlu paksakan saja kehendakMu
Aku rela asal aku selamat
Sebelum semuanya hilang
Aku takut kesadaranku akan nilaiMu hilang nanti
Sebelum semuanya terjadi, ambil aku
Biar Kaupakai hidupku ini, Bapa
Kuatkan tubuhku, latih aku
Aku ingin percaya akan rancanganMu

Sunday, August 8, 2010

Persiapan Puasa

(6 Agustus 2010 15:40)

Satu hari persiapan menjelang puasa raya
Tak terasa besok adalah waktunya
Tapi apa yang telah kusiapkan?
Segalanya tetap berjalan normal
Bahkan aku masih tak dapat kendalikan diri

Aku ingin bertahan
Aku ingin memulai peperangan besok
Tapi melihat kondisiku
Aku jadi ragu akankah ini berhasil
Sedang persiapan saja aku masih kacau

Bapa, tolong aku
Aku lemah, aku tak kuat
Aku ingin serius besok
Jangan biarkan aku mengganggu yang lain
Jangan biarkan aku jadi penghambat bagi umatMu
Aku mau untuk bisa menang kali ini

Beri aku kekuatan, Bapa
Aku tahu juga perutku tak mampu
Tapi aku mau beranikan diriku
Aku ingin bisa menang atas pergumulanku
Aku sudah bosan atas ketidakmampuanku
Aku sudah hampir menyerah akan ini semua
Tapi besok aku mau bangkit
Tapi aku tahu aku tak ada kekuatan untuk itu
Jadi tolonglah aku yang lemah ini

Aku tahu akan ada banyak halangan
Tapi biarkan persiapkan diriku matang
Tolong aku hadapi semua ini
Saat ini waktuku ada lebih longgar
Engkau yang akan pakai waktuku, Bapa
Ajarkan aku lebih dekat padaMu
Biar hikmatMu turun atasku
Melangkah dalam hidup ini

Makanan Kadaluarsa

(6 Agustus 2010 08:30)

Aku menemukan makananku dalam dus
Makanan yang enak tapi besok sudah kadaluarsa
Untung kutemukan makanan itu
Aku masih bisa menikmatinya hari ini
Walau mungkin agak menakutkan juga memakannya
Tapi setidaknya masih belum basi

Aku berpikir juga tentang talenta
Apakah bisa dikatakan seperti ini juga?
Apakah talenta yang kukubur bisa kadaluarsa?
Mungkin saja demikian

Ketika Tuhan melihat dalam diri kita
Menemukan apa yang diberikanNya busuk
Apakah Dia tidak akan membuangnya?
Dia memberikannya pada kita
Tentu Dia bisa memberikan lagi yang baru
Tapi pertanyaannya adalah
Apakah talenta tersebut akan kita gunakan lagi?
Ataukan akan kita pendam hingga busuk lagi?

Itulah sebabnya orang yang hilang talentanya
Akan sulit untuk bisa menemukannya kembali
Atau akan dikalahkan oleh orang lain
Tuhan sudah percayakan pada kita
Seharusnya kita jaga dan kembangkan itu
Jangan kita simpan di antara tumpukan kardus kita
Hingga kita tak mengenalnya
Syukur kalau kita dapat sebelum terlambat
Tapi jika terlambat mungkin hanya penyesalan
Karena semuanya akan dihakimi nanti

Bapa, tolong aku pergunakan talenta dengan baik
Aku mau melayani Engkau di sini
Bantu aku temukan hal yang masih tersembunyi
Biar aku dapat mengembangkannya
Tunjukkan jalanMu untuk aku bisa gunakan

Kerja Kita

(Roma 9 : 1-5)

It's all about me
Suatu kata yang banyak dijumpai saat ini
Kata yang tak asing lagi
Dunia modern butuh hal ini
Segalanya dinilai berdasar uang
Dan uang adalah pemuas kebutuhan kita
Teman adalah teman
Tetapi kerja adalah kerja juga
Keduanya tak dapat disatukan

Aku kuatir inilah yang terjadi saat ini
Bahkan di antara kita tak asing lagi
Mungkin kitalah penganut paham tersebut
Tak ada yang salah dengan teman dan kerja
Tetapi filosofi di baliknya mungkin salah
Interpretasi tiap kita bisa salah

Benar teman dan kerja tak seharusnya satu
Jika demikian mungkin keadilan tak tercapai
Tetapi sampai sejauh mana ini berlangsung
Apakah ini akan membuat kita kikir?
Apakah kita tidak akan membantu sesama kita?
Atau sampai dimana paham tak ada yang gratis
Sudah merasuk dalam kehidupan kita?

Semua diukur dengan keuntungan
Kita berdalih mengembangkan talenta
Tapi bukan itu namanya mengembangkannya
Itu sama sekali bukan talenta
Karena talenta yang Tuhan berikan bukan untuk memeras
Kita adalah sesama pekerja di ladangNya
Mengapa harus saling menjatuhkan?
Toh kita akan tetap dapat upah yang sama
Kita tak dapat ambil upah teman kita

Banyak dalih yang dilontarkan
Semuanya adalah pembenaran akan keegoisan
Kita lupa tujuan hidup kita apa
Berkat yang ada hanyalah titipan Allah
Semuanya adalah milik Allah
Kita hanya dipercaya mengelolanya
Apakah kita masih bermaksud menggunakannya bagi kita?

Semuanya adalah dari Allah
Semuanya adalah untuk Allah

Saturday, August 7, 2010

Seperti Edward Cullen

(5 Agustus 2010 21:00)

Seorang menuliskannya
Dia ingin seperti Edward Cullen
Tokoh dalam Twilight Saga
Yang dapat membaca pikiran
Agar dapat membaca pikiran pasangannya
Untuk membuatnya senang

Apakah ini yang namanya cinta?
Untuk apa kita bisa membaca pikiran pasangan?
Apakah yakin dengan ini hubungan tambah baik?
Tidakkah kita pernah berpikir sebaliknya?

Bukankah cinta itu tidak cemburu?
Bisakah kita menghindarinya jika demikian?
Kita tak akan pernah bisa menjaga getaran cinta
Getaran itu akan padam
Tak bisa dielakkan juga jika kita temui orang yang lebih gagah
Dari pasangan yang kita miliki
Jika demikian apa tidak kacau jika kita bisa baca pikiran?
Cemburu akan semakin kuat dielakkan

Bukankah cinta berarti percaya?
Bagaimana jika pasangan kita meragukan kita
Dan kita bisa membaca pikirannya
Bagaimana jika pasangan kita berpikir orang lain
Dan kita salah memahaminya
Pun jika dia menyukai orang yang lain
Semua itu tak terhindarkan dalam hidup
Karena kita adalah manusia biasa
Bisakah kita mengendalikan diri jika kita bisa baca pikiran?

Semuanya adalah proses bersama
Antara diriku dan dirinya dalam pasangan
Kejatuhan tak terelakkan karena tubuh ini
Tapi bagaimana kita bisa bangkit
Dan temukan getaran lain yang membangkitkan

Cinta akan padam suatu saat
Karena itulah perlu adanya komitmen
Komitmen yang akan tetap satukan kita
Apapun juga yang terjadi
Untuk memenuhi panggilan kita

Apa Itu Dosa

(4 Agustus 2010 13:00)

Apa itu dosa
Suatu kata yang membuatku terkejut
Ditulis besar dibalik sebuah truk
Yang melaju ke kota Surabaya

Suatu kata yang sederhana
Yang ingatkan kita akan kejahatan dunia
Suatu kata yang mengapa itu harus ada
Suatu kata yang bermakna buruk
Padahal Allah menciptakan segala sesuatu baik

Mungkin pantas jika kata ini diucapkan
Tapi bukan kita melainkan manusia awal
Saat mereka masih belum terjerembab dalam salah
Tetapi tidak di zaman ini
Di mana kata ini adalah pemahaman itu sendiri
Akan kejahatan yang ada di dunia

Ini adalah kata yang diucapkan dengan santai
Akan kaum yang tak mengenal Allah
Atau menutup dirinya akan Allah
Suatu kata yang menganggap segalanya biasa
Kekacauan dunia adalah hal yang maklum
Karena kita adalah manusia yang berpikiran
Kita rasional akan segala sesuatu
Dan rasionalisme adalah relatif setiap orang

Suatu kalimat yang memaklumi kejahatan
Kejahatan yang timbul oleh adanya hukum
Hukum yang bukan suatu kebenaran mutlak
Hukum yang “tanpa sengaja” terbentuk
Oleh kesengajaan manusia yang membentuk

Suatu pemikiran yang hendak mewujudkan kebebasan
Tak ada hal yang benar-benar benar
Segalanya adalah tergantung siapa yang melihat
Bahwa kesenangan adalah yang terpenting
Bahwa jalani saja hidupmu dengan santai
Bahwa nikmati hidupmu selagi bisa

Agama hanyalah khayalan manusia
Khayalan yang ingin “memberbaiki” dunia
Tapi benarkah hal itu?
Apakah agama bukannya suatu politik juga?
Politik untuk mempertahankan pemikirannya
Pemikiran yang sama-sama dari rasionalitas
Jadi apa bedanya?
Bukankah kita semua sama?
Jadi semua ini adalah relatif?

Rumah Hatiku

(I Petrus 4 : 7-14)

Sudahkah kuberikan tempat terindah dalam hidupku?
Atau kadangkala aku seenaknya sendiri?
Kadangkala aku menendangNya
Kadangkala aku menyuruhNya masuk
Hanya untuk bersihkan rumahku yang kotor
Aku hanya perlakukan Dia sebagai pembantu

Seringkali tak kusadari semua
Ketika aku hanya mengundangNya jika kuperlu
Hatiku adalah seonggok pintu keras
Yang terdapat segel di depannya
Yang kuncinya dibawa tubuhku

Sering aku berkata mari masuklah
Hanya untuk membereskan hatiku yang lusuh
Setelah itu kesenangan yang datang buatku lupa
Aku tak menjamuNya dalam hatiku
Walau Dia masih terus menungguku
Tapi tubuhku yang kembali menguasaiku
Dan tanpa sadar tubuhku mengusirNya
Dan ketika kesadaran kembali kupegang
Rumahku kembali berantakan
Dan aku kembali berseru padaNya

Bapa, ini aku yang sering terlena berkatMu
Tolong aku Bapa untuk bisa tetap ingat Engkau
Tubuhku lemah sekali
Aku tak berdaya mengaturnya
Tapi biar Engkau yang memampukanku
Ajarkan aku menata rumahku
Biar aku bersama Engkau menata bersama
Biar Engkau kujamu tiap hari dalam rumahku
Biar Engkau terus ada dalam rumahku
Karena aku mengasihiMu
Kuperlu Engkau dalam setiap langkahku

Friday, August 6, 2010

Di Masa Lalu

(5 Agustus 2010 08:00)

Kubertemu dengannya pagi tadi
Seorang yang kusenangi kala SMA
Seorang yang selalu ada dalam khayalanku
Tapi tak berani kuutarakan
Seorang yang kutahu jauh sekali
Tak mungkin rasanya kudapatkan

Kutak tahu bagaimana tadi
Wajahnya gak berubah
Tak semenawan dulu
Tapi pesonanya masih ada

Aku pun tak mengerti
Dia muncul kembali di mimpi siangku
Wajahnya tergambar jelas
Di sana dia ada di seberang
Aku bersama teman-teman membuat acara

Kacau sekali pikiranku
Aku tergambar single dalam mimpiku
Padahal aku sudah berkomitmen
Sungguh rasa tak jelas yang muncul

Bapa, aku tak mengerti
Hapuskan segala bayangan itu
Aku mengerti mungkin cintaku belum kuat
Atau aku ada dalam tahap kejenuhan hubungan
Tolong aku, Bapa
Biar aku berpuas akan anugerahMu

Bapa, aku mau bersyukur atas pasanganku
Dia adalah seorang yang baik
Sempurnakan hubungan kami, Bapa
Engkau jaga kami tetap dalamMu
Biar hubungan kamu memuliakanMu

Iblis Membuatku Melakukannya

(Yakobus 1 : 12-18)

Sering kita salahkan Iblis untuk dosa kita
Kita berkata dia yang membuat kita melakukan
Iblis memang mencobai kita
Tujuannya agar kita jatuh dalam dosa
Tapi bukan dia yang membuat kita bertindak
Kita jatuh karena pilihan kita sendiri

Berapa banyak kita yang tertipu atas hal ini
Atau melakukan pembenaran dalam hal ini
Kita jadi merasa lemah
Padahal Allah sudah taruh semuanya
Segala yang kita butuhkan dalam diri kita
Kemenangan itu sudah Dia berikan
Tak ada alasan Iblis yang membuat kita bertindak
Kita sudah dimerdekakan dari perhambaan

Iblis hanya bisa membuat kita tertuduh
Dia yang memutarbalikkan kebenaran
Firman pun dia manipulasi
Memang sulit untuk bisa melihatnya
Permainanya sungguh licin
Salah bisa jadi seolah benar adanya
Untuk itulah hikmat Allah diperlukan
Biar hikmatNya melalui Roh Kudus menuntun kita

Dia ingin agar kita merasa lemah
Ingin menunjukkan taringnya
Padahal taringnya adalah palsu
Sengatnya masih ada tapi taringnya sudah hilang
Jika kita mau, kita bisa menang
Wujudnya memang menakutkan
Tapi dalamnya sudah dihancurkan oleh Kristus

Bapa, berikan hikmat padaku
Biar aku tak diombang-ambingkan Iblis
Biar aku dapat melihat segala tipu dayanya
Biar tanganMu yang menuntunku
Menggapai kemenangan yang telah Kau beri

Happy Birthday, Shiro

(6 Agustus 2010 00:00)

Bapa, terima kasih untuk kehadirannya
Terima kasih menempatkannya di sisi kami
Seorang sahabat yang kau berikan
Untuk kami dapat berkembang bersama

Mungkin apa yang kami jalani hingga ini
Belum bisa dibilang sahabat
Kami hanya sama-sama pergi bersama
Tapi itu cukup menghibur kami
Ada banyak hal yang walau tak sadar
Kami sudah belajar banyak darinya
Kami dapat banyak hal dari kehidupannya
Dari apa yang kami bicarakan
Walau secara manusia mungkin tak penting

Bapa, kami berdoa di hari bahagianya
Engkau sudah tambahkan satu lagi umurnya
Engkau tolong dia Bapa
Biar hubungannya denganMu tambah dekat
Engkau yang tahu relasinya denganMu
Biar Engkau mau pakai dia lebih heran lagi
Kami angkat tangan berkati dia

Berdoa untuk keluarganya, Bapa
Perannya sebagai anak Engkau berkati
Biar dia adalah terang dalam keluarganya
Biar melaluinya keluarganya bisa jadi berkat
Berkati pula kerja orang tuanya
Biar mereka dapat membantu mewujudkan mimpinya

Berkati pendidikannya, Bapa
Pengerjaan tugas akhirnya berkati dia
Hingga dia bisa selesaikan tugasnya dengan baik
Studi lanjutnya juga berkati dia
Bahkan hingga dia bekerja nanti
Berdia mimpi dan keyakinan untuk mewujudkannya
Biar masa depannya memuliakanMu

Kami tak bisa berkata banyak
Biar Engkau yang tambahkan hikmatMu
BerkatMu turun atas hidupnya
Biar dia dapat melewati segala cobaan yang ada
Biar dia dapat selesaikan panggilan hidupnya

Ini doa kami sahabatnya
Biar persahabatan kami tetap
Biar kami saling membantu mencapai mimpi kami
Berkati persahabatan kami

Thursday, August 5, 2010

Kunjungan ke Nenek

(3 Agustus 2010 14:00)

Telah lama aku tak jumpa dengan nenek
Semakin kurus keadaannya
Tetapi dia masih mengenalku
Semakin tua usianya
Namun matanya masih berbinar

Aku menikmati saat-saat bersamanya
Walau omongannya sulit kumengerti
Namun aku senang dan berusaha memahaminya
Ada banyak kisah yang walau biasa
Namun menjadi luar biasa ketika dia bercerita

Mungkin ini adalah rasa banggaku mempunyainya
Mungkin ini adalah rasa hormatku
Entah apapun juga yang mendorongku
Dia sungguh berarti bagiku
Walau memang aku jarang sekali jumpa dengannya

Dia masih ingat ketika aku masih kecil
Dia menceritakan aku dalam pelukannya
Bahkan ketika aku baru lahir
Dia yang merawatku
Ketika ibuku dalam masa pemulihan

Teristimewa kali ini
Aku membawa orang yang spesial untukku
Aku ingin ketika kami berlanjut
Dia masih ada untuk jadi saksi hubunganku
Aku ingin dia melihat cucunya menikah
Terlebih melahirkan cicit baginya

Bapa, berikan panjang usia untuk nenekku
Dia adalah orang yang dekat dengan Engkau
Engkau sendiri yang tahu hubungannya
Biar Engkau beri dia kesempatan
Biar Engkau beriku kesempatan juga
Untuk dapat melihat masa depan cucunya
Seperti Engkau janjikan bagi orang yang mengasihiMu

Happy Birthday, Papa

(3 Agustus 2010 00:00)

Tak terasa pertambahan usia
Kini anakmu telah dewasa
Dua puluh tahun telah kita jalani
Sejak engkau menjadi ayah

Bersyukur aku adalah anakmu
Bersyukur aku lahir dalam keluarga ini
Sungguh anugerah terindah
Kasihmu kepadaku tak pernah habis
Walau sering aku menyusahkanmu
Sering aku kurang ajar terhadapmu

Biarlah di hari bahagia ini
Tak banyak yang dapat kuberikan
Selain doaku kepada Allah
Biar Dia limpahkan segala yang baik padamu

Bapa, berkati ayahku
Dia bukan seorang ayah yang sempurna
Tetapi dia sangat baik dalam hidupku
Berkati Bapa usaha kerjanya
Biar Engkau berkati visi-visinya
Biar Engkau buat berhasil kerja kerasnya

Beri kesehatan pada ayahku, Bapa
Mungkin hari-hari ini kesehatannya terganggu
Biarlah Engkau lepaskan sakitnya
Biar semakin nyata kuasaMu dalam hidupnya
Biar Engkau berikan panjang usia padanya
Biar dia dapat melihat anaknya ini berhasil dulu
Biar dia dapat melihat seorang cucu bahkan cicitnya

Berkati hubungan rumah tangganya, Bapa
Biar dia bisa menjadi suami yang takut Tuhan
Biar dia menjadi pemimpin keluarga yang baik
Yang mampu arahkan kami ke jalan yang benar
Berikan kehormatan seorang kepala atasnya
Biar melalui keluarga ini terangMu bercahaya

Juga Bapa, biar hubungannya denganMu semakin dekat
Biar dia mau melayani Engkau lebih lagi
Biar dia mengerti cintaMu terlebih besar
Biar dia jadi saksi bagi kemuliaan namaMu

Bapa, biar aku juga bisa menghormatinya lebih lagi
Aku mau sebagai anak menghormatinya
Menjaga nama baik keluarga kami
Tolong beriku kemampuan untuk itu, Bapa

Orbit

(Mazmur 63)

Bapa, aku seringkali bingung
Bukankah Engkau lebih besar dari segalanya?
Lantas mengapa kadang aku dan orang lain
Lebih tertarik pada hal lain selain Engkau?
Bukankah gaya tarikMu lebih besar?
Harusnya aku tetap memandang Engkau

Tapi mungkin inilah tipu muslihat Iblis
Dia seringkali mempengaruhiku
Untuk keluar dari lintasan peredaran
Daya tariknya seringkali menyentakku keluar
Aku tahu harusnya aku tetap bersamaMu
Tapi kadangkala aku penasaran dengan benda itu
Iblis yang menyamar jadi benda asing
Yang membangkitkan keingintahuanku

Aku sadar sekarang mengapa aku seringkali keluar
Karena aku masih kecil
Aku mudah tertarik oleh benda lain
Aku mengerti tarikanMu begitu kuat
Tetapi Iblis ada di dekatku
Dia berusaha menarikku kepadanya
Aku yang kecil diombang-ambingkan

Aku sadar pula mengapa aku sering keluar
Letakku bergerak jauh dari Engkau
Jika lebih dekat dengan Engkau
Tentu gaya tarikMu akan semakin kuat
Tapi aku masih jauh dari Engkau
Dan Iblis lebih dekat kepadaku

Bapa, aku tak mampu sendiri
Tarik aku mendekat padaMu, Bapa
Aku jauh dariMu, aku jauh dibawa Iblis
Biar Engkau yang menarikku mendekat padaMu
Biar aku bisa merasakan kuasaMu yang besar
Biar ada gangguan apapun aku tetap kuat
Karena kuasaMu melingkupiku selalu

Wednesday, August 4, 2010

Virus Dosa

(Roma 6 : 14 -23 ; Galatia 5 : 16 ; I Yohanes 3 : 9)

Dosa seperti virus
Dosa satu berdampak dosa lain
Dosa satu menular ke banyak orang
Nila setitik merusak susu sebelanga
Itulah dosa yang menjalar
Membuat busuknya dunia ini

Karena kematian tubuh kita
Berakibat rentannya tubuh ini
Dosa menjalar begitu cepat
Hingga tak ada yang tak berdosa
Semua manusia adalah berdosa
Tak ada seorang pun yang punya kekebalan

Dia berdiam dalam diri kita
Memanfaatkan tubuh lemah kita jadi inangnya
Dia terus menjalar ke bagian lain
Karena itu benarlah dikatakan
Jika tanganmu berdosa potonglah itu
Lebih baik masuk surga dengan sebelah tangan
Dosa membuatnya sebagai inang
Potonglah itu sebelum menjalar ke yang lain

Tokoh-tokoh Alkitab pun demikian
Mereka bukan tak berdosa
Mereka diperhitungkan sebagai benar
Yang berarti mereka pun ada salah
Tak ada yang mampu sembuhkan ini

Hingga seorang Dokter itu datang
Dia yang sembuhkan kita
DarahNya adalah Vaksin bagi kita
Dia yang lenyapkan dosa dalam kita
Membuat tubuh kita kembali memuliakanNya

Serangga Melompat

(2 Agustus 2010 11:30)

Kucoba menangkap serangga kecil
Lambat-lambat kudekati
Ingin kulumat setelah aku cukup dekat
Tapi dia begitu gesit melompat
Dan tanpa kusadari dia sudah berpindah tempat
Makhluk kecil yang gesit

Aku sadar dia tahu kalau didekati
Terlalu gesit untuk kelambatanku
Kecepatan adalah kunci tangkap dia
Jangan beri kesempatan menghindar
Kerahkan tenaga dari semula

Mungkin sama dengan dosa
Dalam pertobatan kita cenderung lambat
Secara progresive kita berencana hapus
Tapi kita lupa kalau dosa itu licik
Dia akan terus melompat dengan cerdiknya
Perlu adanya suatu kecepatan
Kekuatan besar di awal untuk menggencetnya

Terlalu naif jika kita ingin membodohi dosa
Bukan sedikit demi sedikit berubah tak boleh
Tapi rencana di awal adalah kuncinya
Jika sudah berusaha tapi tak bisa langsung
Tak masalah karena itulah daya maksimum kita
Tetapi rencana progresive, segera lupakan
Semakin lari semakin kita tak melihatnya
Semakin kita tak dapat menangkap
Dan melumatkan hingga tak ada lagi

Butuh tak sekedar kekuatan kita
Tak mampu kita atasi semua sendiri
Butuh Allah yang telah hancurkan kuasa dosa
Dia yang sanggup bantu kita
Keluar dari jerat dosa kita

Yang Terpenting dalam Cinta

(1 Agustus 2010 22:00)

Peringatan setengah tahun bersama
Diisi dengan keterbukaan
Bukan sesuatu yang romantis
Tapi mungkin lebih berguna ke depan
Dalam hubungan lebih dalam

Suatu perbaikan bagiku
Lebih mengenal hidupnya
Biar kami semakin dekat
Dapat lebih mengenal lagi

Satu pertanyaan yang timbul
Apa yang terpenting dalam cinta?
Dia berkata ketulusan terpenting
Dan memang tak ada yang salah

Aku teringat masa lalu
Ketika aku merenung pertanyaan yang sama
Tiada buku yang beri kepastian
Masing-masing punya jawaban sendiri
Dan memang segalanya bisa saja
Tergantung dari pengalaman yang bentuknya

Kadang kita sudah cari semua
Tapi kita lupakan mencari dalam diri
Tak sadar bahwa diri kita unik
Tuhan telah tempatkan jawabanNya

Kita lupa bahwa Allah adalah Kasih
Mengapa tak kita tanyakan padaNya saja?
Mengapa pencarian harus panjang lebar?
Dia Kasih, kita pun kasih karena gambaranNya
Lalu mengapa tak kita lihat diri kita?

Ada banyak ekspresi jawab hal ini
Tetapi semua terangkum dalam kalimat
Takut akan Tuhan yang terpenting
Dua hati takut akan Tuhan disatukan
Sendi-sendi akan mengatup rapat
Jadi insan kasih yang pancarkanNya

Tuesday, August 3, 2010

Empat Cincin

(2 Agustus 2010 10:00)

Mimpi dalam mimpi terjadi lagi
Suatu mandat yang diberikan padaku
Mengumpulkan empat cincin
Masing-masing berkekuatan

Aku tak tahu maksud mimpi ini
Aku hanya ingin anggap khayalan
Tapi terlalu banyak yang aneh sebagai mimpi
Aku tahu di sana aku bermimpi
Saat wasiat dibacakan padaku
Aku berusaha mengingatnya
Kupikir kubawa ke alam sadarku
Dan kutuliskan dalam jurnalku

Tapi begitu pikiran menghapal terlintas
Wasiat berhenti dibacakan
Hanya dua dari lima baris wasiat yang dibaca
Aku menjadi buronan di sana
Aku dipaksa melupakan yang kudengar
Pertama hal itu tertanam lekat
Kata-kata itu terngiang lekat
Hingga akhirnya aku sadar dari semuanya
Aku lupa dua baris kata-kata itu

Aku hanya ingat itu berhubungan dengan mandatku
Satu cincin ada di sebuah pantai
Ucapkan sesuatu untuk ketahui keadaannya
Tiga cincin lain aku tak lagi ingat
Aku hanya tahu di akhir mimpiku semua kudapatkan
Bercahaya di empat jariku

Sesuatu yang berbeda adanya
Alam mimpi dan alam nyata
Suatu informasi yang tak terseberangi
Ada penjaga yang mengawasi
Rahasia alam mimpi

Membuka Hati

(1 Agustus 2010 21:45)

Berawal dari kisah canda
Hingga bicara hati ke hati
Perlu ada keterusterangan
Pastikan hubungan semakin dekat

Aku merasa diriku menjengkelkan
Sulit untuk mengubah hal itu
Karena memang dari dulu inilah caraku
Tapi aku ingin berubah untuknya

Sayang, jujurlah padaku
Apa yang tak baik dalamku keluarkan
Jangan takut lukai aku
Aku lebih takut pendamanmu
Aku ingin kau pandang hari depan
Tak ingin ada rahasia hancurkan kita

Intinya adalah tidak diperhatikan
Intinya adalah berbuatlah
Kurefleksikan hidupku
Aku tak mengerti harus buat apa lagi
Banyak kucurahkan waktuku untukmu
Banyak yang telah kulakukan
Apakah masih belum cukup?

Aku mengerti kau pun ingin berubah
Aku pun ingin berubah
Hanya tak kumengerti caranya
Haruskah kita selalu berdua?
Haruskah kita tak terpisahkan?

Tak lagi lama waktuku di dekatmu
Hari itu akan segera tiba
Aku akan jauh darimu
Aku takut kau tak bisa terimanya
Lord, bantu hubungan kami
Biar Engkau yang terutama dalam hubunganku

Dia Tahu Kebutuhanmu

(Matius 6 : 5-8)

Allah tahu apa yang kita inginkan
Tapi mengapa kita tetap berdoa?
Ketika kita berdoa pun Allah akan menjawab
Jawabannya bisa ya atau tidak
Tanpa berdoa pun
Allah bisa memberi bisa tidak

Mengapa harus semua ini dilakukan?
Aku tak temukan jawabnya hingga satu waktu
Saat aku termenung seorang diri di kamarku
Tak berpikir apa-apa tapi ada hikmat turun

Persekutuan yang adalah awal Allah inginkan
Bisakah kita bersekutu denganNya tanpa doa?
Intinya adalah penyembahan kita
Allah ingin kita senantiasa berikan untukNya
Doa adalah salah satu cara bersekutu
Kita tak berdoa pun tak masalah
Asal kita menyembahNya senantiasa

Memang mintalah maka akan diberikan
Kita tak berdoa pun, Roh Kudus yang meminta
Asal kita pun menyembahNya
Tapi bisakah kita menyembahNya tanpa doa?
Sulit sekali dijalani
Melihat dunia, kita sering lupa akan Allah

Kita bisa berkata nafasku penyembahanku
Tapi realita berkata lain
Sulit bisa lakukan hal tersebut
Bahkan mulai berkilah itu hanya karunia
Hanya orang tertentu saja yang bisa

Kembalilah padaKu
Sembah Dia yang adalah Allah
Maka Tuhan akan jawab seruanmu
Dia rindu bersekutu denganmu

Monday, August 2, 2010

Totem Inception

(1 Agustus 2010 09:00)

Hidup seperti Inception
Butuh totem di dalamnya
Untuk tahu nyata atau tidak

Demam Inception masih tak padam
Segalanya dikaitkan Inception
Film yang mengangkat tema mimpi
Maksimalkan kemampuan dalam mimpi

Hidup seperti Inception
Sesuatu yang mungkin bisa diterima
Kadang kita tak tahu ini nyata atau tidak
Bahkan kita tak tahu kehidupan ini nyata
Kita berpikir segalanya semu
Segalanya sekali saja dan berakhir
Kita tak tahu ada Allah, neraka, dan surga
Kita anggap semua itu dongeng belaka
Buta oleh banyaknya filsafat zaman

Jika demikian adanya apakah totemnya?
Sesuatu yang kita butuhkan
Untuk tahu kehidupan ini tak sekedar biasa
Nyatakah segala yang kita lakukan?
Bergunakah ini untuk ke depannya?

Seringkali kita mencari pada banyak hal
Sesuatu di dalam filsafat dan agama
Sesuatu yang dapat buktikan
Dengan segala kelogisan dan kedalaman batin
Kita lupa Allah telah nyatakan diriNya
Dalam banyak hal dalam hidup
Sesuatu yang bisa dijadikan totem

Apakah bintang kurang bersinar terang?
Apakah hukum alam belum cukup kompleks?
Apakah semesta kurang luas menjangkau?
Apakah tubuh kita belum bersuara?
Totem seperti apalagi yang kita mau?
Apakah Dia harus turun sendiri?
Jika demikian, siapkah kita terimaNya?

Kemacetan Moral

(1 Agustus 2010 17:35)

Kemacetan melanda Indonesia
Bukan kemacetan jalan saja
Kemacetan moral pun terjadi
Itulah yang digemborkan media sekarang

Banyak kita dukung hal ini
Banyak ketidakadilan terjadi
Kita mengecam kinerja aparat negara
Kepolisian, kehakiman tak dapat dipercaya
Segala yang dilakukan untuk uang semata
Korupsi, kolusi tak terelakkan
Berbagai cara ditempuh sama saja
Sulit dapatkan orang jujur

Banyak kita dapat sebutkan segudang masalah
Menambah perbendaharaan kebejatan
Ketidakadilan yang satu dalam darah daging
Sesuatu yang tak terelakkan

Lupakah kita ini juga bangsa kita?
Lupakah kita turut andil juga?
Kita berkata segala kuasa ada di tangan uang
Kita jelata tak mampu berbuat
Kita dikendalikan politik

Benarkah demikian halnya?
Bukankah kita juga punya peran?
Kita bisa berdoa untuk bangsa ini
Walau doa saja tidaklah cukup
Kita bisa ubah diri kita
Walau hanya satu orang terlihat tak memadai
Kita bisa ubah komunitas kita
Ciptakan suasana yang baik

Kita selalu berpikir jauh ke depan
Tapi kita tak mau melangkah
Kita selalu melihat hal yang besar
Tak sadar hal besar datang dari hal kecil
Segalanya masalah kesetiaan
Sedikit tapi akan mengubah
Mulailah bertindak

Beri dengan Tulus

(Matius 6 : 1-4)

Egois, kata yang mewarna hidup
Segalanya berawal dari aku
Setidaknya itu yang dominan di sini
Aku ingin dikenang saat tak lagi ada
Aku ingin bersinar di atas yang lain
Aku ingin menyenangkannya
Dan segalanya akan bermula dari “aku”

Demikian juga dengan memberi
Kita ingin dikenang akan pemberian kita
Kita ingin dianggap dermawan
Ada berbagai motif di dalamnya
Bahkan ketika kita tak cantumkan nama
Ada banyak motif dibalik “ketulusan”

Sulit memberi dengan ketulusan
Seperti ada pertentangan dalam diri
Kita tahu lebih baik memberi sebelah tangan
Tapi kita berlogika tak ada untung
Dunia ini bukanlah dunia masa lalu
Dunia sekarang penuh persaingan
Semuanya dinilai berdasar politik
Sebelah tangan berarti hilang kesempatan
Kita bukan pekerja sosial

Banyak hal banyak faktor
Ketulusan dinilai dengan pemberian
Masihkah itu berarti ketulusan?
Ketulusan dinilai dari panggilan
Benarkah harus terpanggil?
Benarkah memberi hanya karunia?

Banyak alasan yang mencemarkan hal ini
Masihkah kita pertahankan konsep ini?
Perlu adanya pemahaman lebih
Pemahaman akan kasih mula
Perlu tiap pribadi refleksikan ini
Perlu perubahan paradigma

Sunday, August 1, 2010

Pentaskan Dirimu

(30 Juli 2010 19:00)

Mereka berani di panggung panas itu
Sedikit yang mereka miliki
Tapi keyakinan mereka teguh
Yakin akan kemampuannya
Yakin bisa hiburkan yang lain

Mungkin kadang itulah yang dibutuhkan
Tak ada penolakan tak ada pembelajaran
Kesempatan tidak datang setelah master
Kesempatan berkembang ada sekarang
Saat kita masih belum mengerti apa-apa

Biarlah penolakan terjadi
Hati tawar dan sakit, biarlah itu
Itulah ujian kebangkitan kita
Tantangan di depan akan lebih berat
Inilah saatnya kita belajar
Sebelum segalanya bertambah

Aku pun demikian
Sering aku memendam kemampuanku
Aku ingin berikan yang terbaik
Mungkin hanya alasanku saja
Yang sebenarnya adalah takut kegagalan

Bisa kujadikan pelajaran bagiku
Aku sedang belajar sekarang
Biar aku juga bisa berbagi
Biar kegagalan bukan halanganku
Biar Bapa yang memampukanku
Biar kugunakan semua untukNya

Kemalasan

(31 Juli 2010)

Begitu sulitnya untuk tetap setia
Bahkan dalam perkara yang kecil
Ada banyak alasan
Tubuhku memberontak kerja
Aku tak kuasa menahannya

Bapa, beri aku pengendalian diri
Tubuhku di liburan ini ingin istirahat terus
Padahal aku punya banyak target
Liburan ini ingin kugunakan untukMu
Aku ingin lebih mencariMu
Tapi lagi-lagi tubuhku menghalangiku

Aku tak mengerti bagaimana mungkin
Tidurku sudah cukup banyak
Tapi rasanya selalu mengantuk
Targetku selalu molor belakang
Aku tak kuasa menanggungnya

Berikan hikmatMu, Bapa
Aku ingin sepertiMu, Yesus
Bahkan saat Engkau lapar dapat menahan
Sedang aku lapar sedikit pusing
Aku tahu Engkau pun demikian
Tapi Engkau tak ditundukkan hal ini
Beri aku rahasiaMu, Bapa

Mungkin aku tak cukup menginginkannya
Mungkin motivasiku tak kuat
Aku mengerti ada pilihan
Tapi rasanya tak cukup demikian saja
Tubuhku rasanya tak mengerti pilihan
Pengendalianku tak ada guna
Bapa, tunjukkan jalanMu

Saksi Iman

(Yohanes 20 : 19-29 ; Filipi 3 : 8)

Bapa, tolong aku yang tak percaya
Sering aku masih meragukanMu
Walau ini bisa mengangkat imanku nanti
Tapi aku takut jika ku tak temukan jawabnya
Karena itu berikan hikmatMu, Bapa
Biar aku dapat menjawab tanya hidup ini

Bapa, aku tak berada saat anakMu hadir
Aku tak mendengarNya langsung
Aku tak melihat apa perbuatanNya
Aku hanya bisa membaca dari KitabMu
Banyak serangan dari luar akan ini
Aku takut kemalasanku mencari akan mengguncangku
Tolong aku, Bapa untuk tetap setia

Bapa, di zaman ini jangan biarkan aku murtad
Biar aku tetap berjalan dalamMu
Biar aku bisa selesaikan pertandinganku
Tapi aku juga tak ingin asal percaya
Aku tak ingin hanya mengerti Engkau
Aku benar ingin mengenalMu

Biar aku bisa mengerti FirmanMu
Biar aku bukan hanya punya iman buta
Biar aku bisa bercahaya
Pakai aku sebagai saksi iman
Bapa, tolong aku

Saturday, July 31, 2010

Inception

(30 Juli 2010 08:30)

Semuanya bicara tentang Inception
Konsep lama tentang mimpi menguak kembali
Adakah sesuatu yang luar biasa?
Apakah dalam mimpi bisa menambah waktu kita?

Konon dalam mimpi otak bisa kerja maksimal
Satu menit di luar sama sepuluh menit mimpi
Konon kita sekarang hanya menggunakan 10% kerja otak
Benarkah demikian adanya?

Apakah seperti ini realistis?
Tentu saja, banyak penelitian tentang ini
Apakah ini diperbolehkan?
Ada yang berkata tidak boleh

Banyak alasan di dalamnya
Terlalu mistis adalah yang pertama
Membuat orang tak menghargai waktu
Otak kita tak bisa istirahat

Mungkin saja masih ada kemungkinan tuduhan benar
Tapi bagaimana jika kita berpikir lainnya
Mungkinkah ini dilakukan?
Mungkinkah ini diperbolehkan?
Apakah ini bisa jadi konsep menebus waktu?

Masih panjang jalannya
Tapi mungkin di masa depan bisa dilakukan
Suatu perdebatan yang kontroversial akan terjadi
Perlukah kita berjaga-jaga akan hal ini?
Semua tergantung paradigma kita
Biar kita minta hikmatNya saja

Sejuta Cinta Mewarna

(29 Juli 2010 16:30 & 30 Juli 2010 16:45)

Sesuatu yang besar dalam diri manusia
Sesuatu yang berkekuatan besar
Sesuatu yang masih misteri selama berabad
Terangkum dalam satu kata, cinta

Jika ada yang bisa mengubah hati keras
Jika ada yang bisa menerima apa adanya
Jika ada yang bisa melakukan pemulihan
Itulah cinta itu

Ada banyak kisah mengesankan
Tak jarang yang membuat keluar air mata
Dan inspirasi bisa keluar darinya
Itu karena satu kata magis, cinta

Banyak film terinspirasi dari kata ini
Pasangan tumor otak tak jadi halangan
Kita merasa tak ada beban untuk itu
Kita tak melihat jauh ke depan detil
Yang kita lihat adalah dirinya dan diriku
Itulah cinta

Kisah nyata orang tua pun tak jarang
Anaknya yang ditabrak lari tak ada pembelaan
Dia rela jalan kaki dari Malang hingga Jakarta
3 minggu lamanya ditempuh
Kaki hancur untuk bertemu presiden
Mencari keadilan demi anaknya
Semuanya dapat dirangkum dalam kata cinta

Segudang kisah kita mengerti
Ada cinta yang berperan di dalamnya
Tapi apakah kita pernah bertanya satu hal
Dari mana cinta itu berasal?
Dari mana kita mengenal kasih?

Dua ribu tahun yang lalu
Ada seorang yang menjawab ini semua
Dia yang adalah Kasih datang
KarenaNya kita mengenal cinta sejati
Dari mana kata itu berasal...

Bumi Ini

(Kejadian 1 : 20-28 ; 2 : 15)

Alam tak lagi terkendali
Segala prediksi digagalkan
Panas yang tak pernah tercatat
Apakah ini akibat global warming?

Salah kitakah jika ini semua terjadi?
Apakah ini bukan sesuatu yang memang tak terhindar?
Bukankah kita tak dapat melampaui alam?
Inilah semua pertanyaan yang ada

Sampai berapa lama kita lupa mandat kita
Mandat budaya yang telah diberikan
Apakah ada pengecualian dalam hal ini?
Atau aku yang salah mengerti?

Alam rusak sejak kejatuhan
Tapi apakah mandat itu hangus pula?
Kita sering menyalahkan itu di luar kendali
Kita lupa bahwa kita juga turut andil

Berapa banyak sampah plastik yang kita buang?
Jika kita hitung dan membuangnya di lautan
Seluruh permukaan laut dunia dapat tertutupinya
Kita tak sadar karena kitalah segalanya
Memang semua ini harus terjadi
Tapi apakah berhenti sampai di sana saja?
Tak adakah kesadaran untuk lebih baik?
Tidakkah kita melihat tujuan yang lebih besar?

Inilah dunia kita
Inilah tanggung jawab yang diberikan
Daripada mencari bumi lainnya
Tidakkah kita ingin memperbaiki bumi kita dulu?

Friday, July 30, 2010

Kabut Tebal

(29 Juli 2010 07:00)

Kabut itu menutupi jalanku
Tebal sekali adanya
Namun laju tetap kencang
Kuterobos semua

Karena aku tahu
Ada lampu memancar dariku
Ada lampu di depanku
Samar tapi cukup terang
Aku berani lakukan semua
Karena memang semua kencang

Demikian perjalanan rohani
Sekeliling melaju kencang
Kita pun termotivasi melaju
Jika tidak kitalah penghambatnya

Kabut akan selalu ada
Berusaha menghambat laju kita
Bahkan ada penghalang lainnya
Ingin membuat kita celaka
Keluar dari lintasan kita

Tapi perjalanan kita tidak santai
Sejak awal kita dituntut berlari
Melaju kencang diharuskan
Hadiah terbatas pada pemenang
Lintasan sudah disediakan
Tembakan peluit telah lama berlalu
Santai asal selamat bukan kata yang benar

Butuh teman dalam semua ini
Teman yang ikut berlari dengan kencang
Bersama menerangi jalan di depan
Menjadikan semua jalan jelas terlihat

Terang bagi Dunia

(Roma 1 : 8-16)

Mereka tidak malu membela kepercayaannya
Walau dirasa agak berlebihan
Tapi bagi mereka itu untuk kepercayaannya
Kepercayaan yang merupakan jati dirinya
Mereka akan melakukan hal radikal
Walau sedikit bersinggungan dengan hak lainnya

Kadang kita pun demikian
Kita terlalu berlebihan membela
Sesuatu yang kadang kita tak tahu
Suatu iman yang buta

Penting untuk membela iman kita
Penting juga melihat batas-batas hak lainnya
Kita berkata kasih
Kita berkata Golden Rule
Tapi kita masih sering melupakannya

Panggilan kita ke dunia
Bercahaya di sana bagi yang lain
Kita mengajarkan kebenaran
Berani membela kebenaran

Kita tahu itu adalah hal yang salah
Kita harus menegakkan kebenaran
Tapi ada cara-cara lain yang bisa ditempuh
Tuhan kita kreatif akan banyak hal
Biar Dia yang tunjukkan caraNya pada kita

Bagaimana mungkin kita menerangi mereka
Kalau mereka takut akan terang itu
Kalau mereka malah menjauh dari kita
Biar iman kita yang berbicara pada dunia
Iman yang mengabdi kepada Allah
Bukan pikiran atas nama iman kita

Thursday, July 29, 2010

Pulang Rumah

(29 Juli 2010 05:20)

Aku tak ingin meninggalkanmu
Tapi aku memilih untuk segera pulang
Aku mengerti kita sudah jarang bertemu
Baru juga satu hari kita bisa bersama lagi
Namun kini aku harus meninggalkanmu

Ingin kuajak kau bersamaku
Namun engkau tak bisa ikut denganku
Berat hatiku meninggalkanmu
Tapi inilah kehidupan
Tak bisa semuanya terkabul

Mungkin inilah yang terbaik
Walau mungkin di tempat baruku susah komunikasi
Aku akan terus mencoba
Mungkin banyak kesibukan menantiku
Aku akan mencoba cari waktu

Jika kau membaca ini
Aku sudah pergi
Jaga dirimu
Tuhan berkatimu

Wednesday, July 28, 2010

Dokter Penderitaan

(Yeremia 6 : 14-20 ; Matius 11 : 28)

Ketika aku melihat ke belakang
Aku tahu semua yang kulakukan kekanakan
Aku tahu aku sudah mulai dewasa
Dan masa laluku sedemikian kelam
Aku tak mengerti mengapa dulu aku tahan
Padahal segalanya terasa indah di sini
Itu karena dulu aku tak pernah tahu
Ada kehidupan seperti ini di dunia

Ada banyak luka batin yang terjadi
Segudang cercaan menyanyat hati
Tikaman dari sekelilingku
Pukulan bertubi yang tak pernah habis
Kehidupanku digerogoti di setiap sudutnya
Tapi ketika aku melihat hidupku sekarang
Bekas itu masih ada
Namun tak terasa sakit ketika kusentuh

Dia yang sembuhkan segalanya
Beban itu tak semuanya hilang
Sampai sekarang masih banyak beban hidup
Tapi ada yang mau menerima bebanku
Membawakan bersama dalam hidupku
Hingga satu persatu beban itu dibuang

Aku tahu kehidupanku berbeda
Aku bisa mengejar masa depanku
Kakiku lebih ringan melangkah
Dan yang lebih penting aku tahu
Ada Seseorang yang mau berbagi denganku
Seseorang yang tak pernah tinggalkanku
Dia Yang Punya Segala Kuasa

Sulitnya Berbalik

(28 Juli 2010 19:30)

Kulihat seorang di depan rak Alkitab
Membalik-balik lembaran Alkitab
Terlihat serius mencari sesuatu
Aku berdiri di belakangnya
Terlalu sungkan untuk mengganggunya

Hingga seorang temannya datang
Dengan langkah gagahnya dia datang
Senyumnya sinis sambil berkata
“Mau pindah agama kamu?”

Aku terkejut mendengarnya
Kukira orang tadi adalah Kristen
Dari kata temannya kutahu mungkin bukan
Dengan suara kecil dia menjawab tanya temannya
Aku tak dapat mendengarnya
Mereka pun jongkok bicara serius
Terlalu kecil untuk kudengar
Dan sepertinya aku pun tak mau dengar
Kulangkahkan kakiku menjauh

Entah mengapa orang tersebut datang ke rak itu
Mungkin minat akademiknya
Mungkin ingin membelikan sesuatu untuk seseorang
Atau entah karena terpanggil sesuatu
Aku tak pernah mengerti
Aku hanya bisa menebaknya saja

Tak mudah bagi seseorang untuk kembali ke jalan benar
Iblis selalu berusaha menghalanginya
Ada banyak pihak oposisi
Tak sedikit yang membenci kebenaran
Kita terlalu terbuka dan dapat membuka mereka

Kuberdoa untuknya, Tuhan
Selamatkan jiwa orang tersebut
Engkau tempatkan teman seperti itu baginya
Engkau punya rencana indah untuknya
Tolong dia Bapa
Satu lagi jiwa untuk seratus jiwa bagiMu

Kesahku Kesahmu

(27 Juli 2010)

Maafkan aku
Harusnya aku tahu kamu lebih capek
Kita sudah lama tak jumpa
Tapi aku hanya memaksa keinginanku
Aku hanya bercerita tentang kejadianku
Tanpa berimu sempatan bicara

Aku baru sadar saat di tengah
Aku tahu ada banyak hal yang telah terjadi
Ada banyak hal yang ingin kau tuangkan
Agar bebanmu semakin sedikit
Tapi bukan membuang, aku malah menambah

Maafkan aku yang tak peka
Mungkin aku terlambat sadar
Tapi beri aku kesempatan lagi
Biar kali ini aku mendengarmu
Biar kusimpan dulu segala resahku
Aku tak ingin melihatmu begini

Maafkan aku membuatmu selalu mengalah
Aku masih belum bisa kendalikan diriku
Bantu aku dalam doamu
Biar kelembutan itu ada dalamku
Biarkan aku jadi seorang yang gentle
Bantu aku dan sabarlah untuk waktu itu
Aku ingin dan akan berubah

Tolong angkat sambunganku
Aku ingin kau tuangkan segalanya
Walau mungkin sudah terlambat
Tapi biar malam ini kita bisa tidur tenang

Ketaatan

(I Yohanes 2 : 1-11 ; Lukas 6 : 46 ; Yohanes 14 : 15)

Jika kita tinjau semua khotbah yang kita dengar
Mungkin inilah simpulan pikiran kita
Semua adalah tentang ketaatan
Apapun bentuknya, semua tentang ketaatan

Jangan begini begitu, adalah ketaatan
Janji berkat tergenapi dari ketaatan
Bersaksi juga bentuk ketaatan
Pilihan kita adalah taat atau tak taat
Mengerjakan keselamatan juga ketaatan
Hampir semuanya ketaatan

Kita sudah bosan mendengarnya
Apapun variasi tema khotbah semuanya mengarah ini
Sindiran dan berkat berujung akhir pada ini
Kita mulai kebal dengan hal ini
Kita mengalihkan kesimpulan kita dari hal ini
Karena kita sudah bosan dalam hal ini

Sungguh ironis
Kita selalu menyeru namaNya
Tapi sudahkah kita melakukan kataNya?
Benarkah Firman itu pelita kita?
Kita berkata mencintaiNya dan ingin selalu dekatNya
Sudahkah kita memikirkan konsekuensinya?
Sudahkah hati kita siap dengan perintahNya?
Kita berseru tapi tak melakukan kataNya
Seperti kita meminta tapi tak percaya padaNya

Bapa, ampuni kami yang egois ini
Mungkin kami sudah bosan dengan apa yang kami dengar
Tapi kami tak ingin sertaMu lenyap dari kami
Kami tahu ini keegoisan kami
Ampuni kami yang tak mempercayaiMu penuh
Tolong kami yang tak percaya ini
Biar kami taat dengan perintahMu

Tuesday, July 27, 2010

Racunmu atau Racunku?

(26 Juli 2010)

Kau tahu sakit karena fitnah?
Apa yang akan kau lakukan jika demikian?
Akankah kau membalasnya?
Akankah kau mengklarifikasinya?

Aku tahu dia iri padaku
Aku tahu mungkin cara penyampaianku salah
Tapi tak perlu seperti itu
Aku merasa dia menyebarkan racun
Dia berkata aku yang meracuni
Padahal bagiku dialah penyebar racun itu

Aku punya banyak pengalaman ini
Aku berkali-kali difitnah
Harga diriku direndahkan, aku dikucilkan
Entah karena aku pengecut atau tak berani
Aku hanya diam saja menanggapinya
Dan pengalamanku tak selalu berakhir baik
Tetapi satu yang aku sadar selama ini
Bahwa Tuhan yang membelaku
Akhirnya terbuka siapa yang racun siapa yang korban
Walau tak semua perkara demikian
Tapi di tahun-tahun terakhir, semuanya terbuka

Ya Tuhan, aku tahu mulutnya berbisa
Aku tahu dia tidak ingin aku mengambil darinya
Sesuatu yang dia “claim” miliknya padahal bukan
Aku tahu dia iri pada apa yang kumiliki
Aku tahu hatiku sakit karena ini
Tapi aku mau belajar di sini, Bapa
Engkau tahu apa yang ada di hatiku
Aku sama sekali tak ada niat mengambil darinya
Tolong dia, Bapa
Biar dia mengerti semuanya adalah dari kepercayaanMu

Kalau sakitku bisa membuatnya sadar
Aku rela ini semua terjadi
Tapi berikan kekuatanMu padaku, sabarkan aku
Biar kami bisa bekerjasama memuliakanMu
Tolong dia, Bapa
Bentuk aku, Bapa

Pelajaran dari Mereka

(I Korintus 12 : 21-25 ; Mazmur 145 : 8-9 ; Efesus 5 : 1-2)

Brapa kali aku melihat mereka yang tak sepertiku
Yang hidupnya tergantung alat
Yang hanya bisa berbaring di ranjangnya
Yang duduk diam tak dimengerti orang
Yang matanya menatap tajam kekosongan
Yang ingin menggapai tak mampu sendiri
Yang tinggal dalam komunitas terpisah

Oh Tuhan, aku mengerti Kau punya rencana
Terima kasih memperlihatkan ini padaku
Aku belajar bagaimana Engkau Penenun Agung
Aku memahami bagaimana hidupku harusnya
Aku mengerti kesabaran dalam hidup
Aku sadar akan kasihMu
Aku menghargai semua terjadi

Hanya aku tak bisa melihatnya terus
Aku hanya sadar ketika aku melihatnya
Tuhan, apakah ini hanya belas kasih?
Oh Tuhan, sadarkan aku yang egois ini
Biar aku selalu sadar Engkau ada
Jadilah bagian dalam hidupku
Biar karyaku untukMu
Pakai aku, Tuhan

Monday, July 26, 2010

Enam Sosok

(23 Juli 2010 03.30)

Aku tak ingat detil
Aku tak bisa bergerak
Ya, aku berbaring di ranjangku
Nyata, seperti nyata
Dan mungkin memang nyata

Kupaksa membuka mataku
Aku melihat sesuatu di depanku
Oh tidak, dia melayang
Matanya menatapku
Aku tak bisa teriak
Hatiku memekik “Yesus, tolong!”
Aku tak kuat menahan mataku
Mataku ingin selalu menutup
Mataku terpejam...

Aku memaksa buka mataku
Aku takut, aku ingin lari
Tapi aku tak bisa bergerak
Kupaksa buka mataku
Mataku terbuka...
Aku melihat sesuatu melayang
Sesosok hitam itu masih ada
Bukan, bukan sosok yang pertama
Ini berbeda dari yang pertama
Aku terus berusaha menahan kelopak mataku
Aku terus memekik dalam hati
Tapi tak bisa, mataku terpejam...

Kegelapan melandaku
Kupaksa buka mataku yang berat
Aku takut akan hal ini
Tapi aku lebih takut dalam kegelapan
Aku membuka mataku yang berat...
Sosok itu masih ada di depanku
Bukan, bukan sosok pertama atau kedua
Aku tak ingat detilnya
Tapi aku tahu ini berbeda
Aku terus memekik tapi tetap saja
Mataku tertutup...

Aku terus memaksa buka mata
Aku terus berseru “Darah Yesus!!”
Tapi terus saja kejadian ini berlangsung
Ya, berulang hingga enam kali
Enam sosok yang berbeda kulihat
Setelah itu mataku terpejam cukup lama
Tiba-tiba kuraih kendali tubuhku
Aku terhentak terbangun
Depanku kosong kecuali lemari bajuku
Tubuhku berkeringat
Padahal ruanganku berpendingin
Udara dingin segera menyerangku

Tuhan, apa maksudnya ini?
Apakah tadi hanya mimpi?
Tapi mengapa seperti nyata?
Bahkan latar yang kulihat sangat detil kamarku
Aku tak ingat detil
Tapi aku tahu aku ada di kamarku
Sebelumnya aku bermimpi
Dan mimpiku terpotong kejadian ini
Keadaan berubah jadi kamarku
Aku menatap enam sosok ini
Sebelum mataku terasa berat sekali
Dan aku melihat sosok demi sosok di hadapanku

Tuhan, apa maksudnya ini?
Apakah peringatan bagiku karena aku sudah mulai jauh?
Atau sesuatu yang lain?
Aku takut, Tuhan
Tolong aku, Tuhan
Jauhkan aku dari hal-hal ini
Tapi bukan kehendakku
Biar semua kehendakMu terjadi

Biar Mataku MemandangMu

(Lukas 4 : 1-13 ; Ibrani 12 : 12)

Sudah berapa lama hidup yang kujalani?
Kukira sudah cukup lama
Tetapi ada satu hal yang selalu sama terjadi
Sampai berapa lama pencobaan terus datang?
Aku tahu siapa yang membuat ini semua
Tapi dimana dia?

Aku mencarinya di depanku
Ingin kuusir dan kutendang dia dari jalanku
Tapi dia tak ada di sana

Aku menoleh ke samping
Pun tak kutemukan dia
Tapi dia begitu pintar alihkan perhatianku
Sisi-sisi jalan yang kulalui terlihat rimbun
Membuatku ingin berhenti dan berteduh
Dan memang seringkali begitu...

Aku menoleh ke belakang
Lagi-lagi tak ada
Tapi begitu aku menoleh
Serangan masa lalu itu datang
Berusaha menggoyahkan kekudusanku

Ya, aku sadar sekarang
Dia memang pengecut
Dia bersembunyi di balik semua itu
Dia ingin aku menyibukkan diri dengannya
Aku tak akan pernah berhadapan dengannya langsung
Dia terlalu pengecut untuk itu
Tapi aku tahu dia ada di sana mengikutiku
Bagai bayanganku

Tuhan, tolong aku
Biarkan mataku tetap fokus padaMu
Biar aku dapat memandang horizon depanku
Tempat garis akhirku berada
Aku tahu sampingku menggoda
Belakang merongrongku
Tapi satu yang kuminta
Yakinkan aku Kau selalu sertaku
Amin

Sunday, July 25, 2010

Ini Pengaruhku, Pakai Aku

(Kisah 9 : 15, 24-26 ; I Korintus 15 : 10)

Aku ingat waktu aku kecil
Aku pernah minta ingin terkenal
Aku ingin punya banyak teman
Aku ingin jadi orang yang menarik
Aku ingin disukai wanita
Aku ingin semua menghargaiku

Kini Engkau telah menjawabku
Semua kudapatkan
Tapi aku ingin keluar dari ini semua
Lord, mengapa Engkau tak bilang dari awal
Kalau berpengaruh itu sulit?

O yeah, Engkau berkata aku jadi berkat
Aku berikan cahaya pada dunia ini
Aku pancarkan pengaruh yang baik
Aku mengubah hidup orang lain
Tapi aku tak tahu kalau itu sesulit ini
Mengapa tak Kau katakan sejak awal
Tantangan derita luka yang kan kualami?

Mengapa tak Kau katakan padaku
Kalau aku belum siap dengan semua ini?
Banyak orang memandangku, semakin banyak yang menghujatku
Fitnahan semakin banyak terdengar
Nada sumbang di kejauhan sayup-sayup kutangkap
Aku ditusuk orang yang terlihat baik dan rohani
Bukankah lebih enak jadi orang biasa?
Punya sedikit teman tapi bisa saling membangun?
Bisa tertawa dan jalani hidup bersama?

Baiklah Bapa, aku telah ungkapkan keluh kesahku
Itu daging yang ada dalam diriku
Aku tahu ini panggilanku
Ini karunia yang kau berikan padaku
Kalau benar Engkau yang memanggilku disini
Teguhkan panggilanMu dan bimbing aku
Aku sadar motivasi populerku dulu salah
Tapi biar aku bisa selesaikan ini dalam kebenaran
Terima kasih untuk semua yang tak menyenangkan itu
Hingga aku tak terjebak dalam duniaku sendiri

Pakai aku...
Teguhkan aku...
Bimbing aku...
Allahku...

Saturday, July 24, 2010

Percaya Tuhan

(I Korintus 10 : 12 ; Mazmur 118 : 8)

Percaya kau bisa sebelum lakukan sesuatu
Percaya ini tak lebih dari kemampuanmu
Percaya ada kuasa dalam dirimu
Percaya kau telah lewati ini sebelumnya

Berat bagiku untuk percaya lagi
Aku gagal beruntut, percayaku habis
Sulit bagiku untuk bangkit lagi
Semua itu hanya kata motivasi belaka
Kata yang memaksaku untuk kuatkan diri
Kata yang mencuci otakku

Aku lemah
Mengapa aku harus menyangkalinya?
Aku tak mampu
Mengapa aku harus berkata aku kuat?
Inilah diriku yang sebenarnya
Aku seorang biasa tak mampu hadapi semua

Serahkan hidupmu padaNya
Bagaimanapun engkau menjalani hidup ini
Engkau tahu realita kekuatanmu
Serba terbatas menyelami kehidupan
Makin bawah nafasmu melemah
Engkau butuh pertolonganNya
Percaya padaNya

Friday, July 23, 2010

Sudah Selesai

(Bilangan 8 : 24-26)

Hari-hari itu telah berlalu
Lepas sudah semua tanggung jawabku
Sesuatu yang lama kunantikan
Hari-hari masa tenangku tiba

Kunikmati hari tenangku
Fajar merekah ku tak peduli
Kantuk datang di kala udara menyengat sangat indah
Cahaya bulan sangat terang aku masih terjaga
Kunikmati hidupku tanpa beban

Tak ada lagi target
Tak ada lagi tujuan
Yang ada adalah menikmati
Yang ada adalah aku

Apa benar kunikmati saja hari-hari ini?
Tapi aku malah bosan sendiri
Apa benar peranku sudah selesai?
Tapi tak adakah yang bisa kulakukan lagi?
Gunung tertinggi telah kutaklukkan
Tak adakah lagi gunung yang lain?

Waktu senggangku membuatku berjalan
Kukelilingi lingkunganku
“Astaga, aku tak pernah tahu hal ini...”
“Mengapa hal seperti ini...”
“Parah sekali...”

Aku tak pernah tahu ada banyak hal “ini”
Bapa, inikah panggilan baruku?
Inikah maksudMu dengan banyaknya waktuku?
Kau ingin aku fokus disini?

Gunung ini tak setinggi yang pernah kudaki
Tapi bentuknya tak teratur
Aku ingin meratakannya
Aku tahu kemampuanku adalah seorang pendaki
Tapi aku ingin ratakan gunung ini
Aku tak yakin dengan apa yang ada padaku
Berikan aku kekuatan itu
Pakai aku di tempat ini

Thursday, July 22, 2010

Kasih Karunia, Kemurahan, dan Kedamaian

(Kisah 17 : 25 ; Ratapan 3 : 22 ; Yohanes 14 : 27)

Aku kenal dengan kemurahan
Banyak mereka yang dermawan
Banyak orang yang tak kikir
Banyak orang yang mau berbagi
Tetapi jarang yang mau ampuni salahku
Jarang yang mau beriku kesempatan kedua
Jarang yang mau lepaskan prasangka setelah salahku

Aku kenal dengan kedamaian
Negaraku tak sedang berperang
Hubunganku dengan pacar baik
Waktu bebasku cukup banyak
Tetapi kesalahan merongrong hidupku
Aku hidup tetapi aku kosong
Banyak badai dan aku terus melawan

Aku kenal dengan kasih karunia
Ayahku tetap di sampingku walau aku kurang ajar
Ibuku tetap memperhatikanku walau omongku kasar
Adikku tetap menyayangiku walau kerapkali berseberangan
Tetapi ada yang lebih yang tak kusadari
Kasih yang berikan kemurahan yang tak kukenal
Kasih yang berikan kedamaian yang tak kukenal

Dia sendiri yang datang
Dia tawarkan kasih karuniaNya
Setiap nafasku bagi kemuliaanNya
Dia berikan kemurahanNya
Salahku dihapus, aku dikuduskan
Dia berikan kedamaianNya
Sertaku seumur hidupku

Wednesday, July 21, 2010

Jembatan

(Yohanes 1 : 14)

Semuanya gelap
Dia terus memperhatikanku, tetapi aku tak dapat melihatNya
Dia ada di sampingku, tetapi aku tak merasakanNya
Dia memanggilku, tetapi aku tak dapat mendengarNya

Di depan malaikat mau menghunus pedangnya
Tetapi aku terus berjalan menyongsongnya
Jeritan kematian mereka yang mendahuluiku
Tak sampai ke telingaku
Aku bukan saja buta
Tapi semua inderaku tak berfungsi

Karena itu Dia datang
Menjembatani kita yang rendah dengan Allah tak terbatas
Dia menjadi daging dan tinggal bersama kita
Dia masuk dalam dunia kita
Agar kita bisa melihat kemuliaanNya
Dan kita mau mengakui Bapa kita