Saturday, August 7, 2010

Rumah Hatiku

(I Petrus 4 : 7-14)

Sudahkah kuberikan tempat terindah dalam hidupku?
Atau kadangkala aku seenaknya sendiri?
Kadangkala aku menendangNya
Kadangkala aku menyuruhNya masuk
Hanya untuk bersihkan rumahku yang kotor
Aku hanya perlakukan Dia sebagai pembantu

Seringkali tak kusadari semua
Ketika aku hanya mengundangNya jika kuperlu
Hatiku adalah seonggok pintu keras
Yang terdapat segel di depannya
Yang kuncinya dibawa tubuhku

Sering aku berkata mari masuklah
Hanya untuk membereskan hatiku yang lusuh
Setelah itu kesenangan yang datang buatku lupa
Aku tak menjamuNya dalam hatiku
Walau Dia masih terus menungguku
Tapi tubuhku yang kembali menguasaiku
Dan tanpa sadar tubuhku mengusirNya
Dan ketika kesadaran kembali kupegang
Rumahku kembali berantakan
Dan aku kembali berseru padaNya

Bapa, ini aku yang sering terlena berkatMu
Tolong aku Bapa untuk bisa tetap ingat Engkau
Tubuhku lemah sekali
Aku tak berdaya mengaturnya
Tapi biar Engkau yang memampukanku
Ajarkan aku menata rumahku
Biar aku bersama Engkau menata bersama
Biar Engkau kujamu tiap hari dalam rumahku
Biar Engkau terus ada dalam rumahku
Karena aku mengasihiMu
Kuperlu Engkau dalam setiap langkahku

No comments:

Post a Comment